Legenda Sodok Tapah, Ikan Terbesar di Borneo

Ikan tapah 56 kg ditangkap di Sungai Nerian, Rabu (30/10/2019) silam.  Foto: Dokumen Muhamad via kumparan.com untuk visualisasi bagi pembaca yang belum pernah melihat langsung ukuran ikan tapah.

Konon jaman dahulu kala yang tak diketahui tahunnya, di sebuah kampung, tepatnya di Kampung Rambai, Kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat terjadilah sebuah peristiwa yang sangat menggemparkan masyarakat. 

Peristiwa tersebut dikenal dengan Sodok Tapah, yaitu ikan sungai terbesar di Pulau Borneo yang menyerah kalah dan akhirnya mati setelah melawan penduduk kampung Rambai. 

Pada suatu hari, ada salah seorang penduduk kampung yang hendak pergi ke seberang sungai dengan menggunakan sampan, di tengah perjalanan tiba-tiba ia menghilang sebelum sampai tujuan. Tentu saja peristia tersebut menimbulkan kegemparan di kalangan keluarga dan warga setempat.

Bersamaan dengan menghilangnya penduduk tersebut, warga melihat bahwa di permukaan sungai ada sebuah sampan yang mengapung, tetapi pemiliknya dan sudah tidak ada. Hal tersebut menimbulkan kecurigaan warga.

Tak jauh dari sampan tersebut itu ada seekor ikan tapah yang sering muncul ke permukaan sungai. Dalam sekejap, kisah tentang kemunculan ikan tapah itu menyebar dari mulut ke mulut, di Kampung Rambai. Tak hanya itu, kisah tersebut juga menyebar dari kampung ke kampung. Meminjam istilah kekinian, cerita mengenai ikan raksasa Borneo itu menjadi viral.

Warga kampung gempar dan panik. Mereka tidak berani lagi bepergian dengan menggunakan sampan sejak kemunculan ikan raksasa air tawar Borneo tersebut.

Menghadapi hal tersebut, Kepala kampung mengambil inisiatif mengajak warga bermusyawarah. Karena cerita mengenai ikan tapah raksasa itu sangat meresahkan, dalam sekejab saja warga pun langsung berkumpul.

Dalam rapat tersebut mereka berniat bulat untuk menghancurkan ikan sungai raksasa itu. Maka Keesokan harinya warga Kampung Rambai pun berkumpul di rumah kepala kampung untuk mempersiapkan segala sesuatu dan peralatan yang akan di pergunakan untuk membinasakan ikan paling buas tersebut.

Mereka juga menyiapkan rakit yang di isi dengan api damar. Rakit mulai berjalan dengan harapan dapat mengenai sasaran yaitu membinasakan ikan air tawar paling buas itu.

Mengetahui ada benda yang bergerak ke arahnya maka ikan tapah yang sedang lapar menyambar rakit. Kali ini nasib ikan legenda itu ternyata sial. Rakit yang menyala oleh api damar itu membakar dirinya.

Ikan tapah raksasa itu menggelepar ke sana kemari hingga menghantam tepi sungai. Sesampai di tepi karena sudah tidak tahan lagi menahan panas, ia langsung menyodokkan dirinya. Karena terbakar panas apai akhirnya matilah si ikan tapah raksasa itu di pinggir sungai.

Diolah dari sumber: warisanbudaya.kemdikbud.go.id



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url