Empurau, Ikan Termahal di Malaysia, Berasal dari Borneo

Ikan Empurau atau ikan Semah yang menjadi ikan konsumsi termahal di Borneo

Ikan air tawar Borneo yang hidup di sungai-sungai di Sarawak, Malaysia dan juga di Kalimantan, Indonesia, Empurau atau ikan Semah telah dinobatkan sebagai ikan komsi termahal di Borneo khususnya di Sarawak, Malaysia. 

Hal tersebut dikarenakan reputasinya sebagai ikan terlezat untuk rasa dan teksturnya yang kemudian termasyur ke seluruh dunia.

Ikan yang kini semakin sulit ditemukan di alam bebas, adalah akibat tingkat pertumbuhan dan perkembangbiakannya yang lambat membuat ikan empurau semakin diburu serta melambungkan harganya sebagai ikan air tawar Borneo atau ikan konsumsi termahal pada saat ini.

Walau pun mungkin sebagian besar dunia Barat kurang menganggap ikan gurami sebagai makanan lezat, tetapi untuk daging ikan empurau atau ikan semah besar, sangat dihargai karena dagingnya.

Empurau mendapatkan cita rasa yang unik dari ikan-ikan air tawar Borneo lainnya adalah karena ia memakan buah-buahan khas Borneo yang jatuh dari pohon ke sungai di habitatnya. 

Oleh karena itu daging rasa daging ikan Empurau sering digambarkan sebagai krim, gurih, sedikit manis, dengan sedikit buah liar.

Sementara nelayan Dayak di hutan Kalimantan sering menangkap ikan semah atau empurau. Mereka melakukannya hanya untuk di konsumsi. Saat ini, ikan empurau diburu untuk mencari keuntungan. Seorang nelayan lokal yang telah mengetahui harga ikan empurau di pasar lebih memilih tidak akan makan ikan itu, demi mendapatkan uang yang jumlahnya setara dengan gajinya beberapa bulan!

Empurau, dan ikan berharga lainnya di Sarawak atau Kalimantan kini telah terancam oleh penangkapan ikan yang tidak terkendali. 

Jika berhasil menangkap induk ikan semah  atau empurau dewasa seberat lima kilogram saja, itu sama seperti memenangkan lotre memancing. Harga seekor ikan semah di restoran bisa berkisar antara US $ 300 - $ 500!

Apa itu ikan Empurau?

Empurau adalah anggota spesies tor tambroides yang ditemukan di seluruh Asia Tenggara, Tor spp., syn. Labeobarbus, suku Cyprinidae; juga dipakai untuk jenis-jenis Neolissochilus. Nama lainnya adalah kancra (Sunda), tåmbrå (Jawa), sapan (Kalimantan), ihan batak atau curong (bahasa Toba),mahseer, atau kelah (Malaysia). Nama "semah atau jurung " populer dipakai di Sumatra bagian tengah hingga ke selatan. Spesies ini dapat ditemukan juga di Chao Phraya Thailand dan Sungai Mekong dan di beberapa negara.

Yang membuat ikan semah Borneo istimewa - dan bahkan lebih berharga - adalah karena pola makannya.

Empurau adalah ikan air tawar Kalimantan yang bersifat omnivora, artinya mereka memakan apa saja yang datang kepada mereka. Beberapa jenis ikan ini bahkan mencukupkan diri mereka sendiri dengan memakan buah-buahan liar yang jatuh dari pohon-pohon yang menjorok ke sungai-sungai di hutan di Kalimantan.

Menurut para pecinta ikan, diet frutarian ikan inilah yang memberi daging ikan segar empurai ini rasa manis dan lembut serta benar-benar unik.

Karena Empurau telah menjadi ikan langka di Borneo yang lezat sehingga disebut "Yang Tak Terlupakan" (wang bu liao) dalam bahasa Cina. Beberapa pemancing dan pencinta ikan, ikan semah juga disebut sebagai Raja Sungai atau raja ikan Borneo. 

Tapi mereka tidak selalu dimakan. Ikan golongan spesies tor tambroides ini memiliki penampilan yang mengkilat dan menarik serta reputasi sebagai petarung yang ganas. Karena itu mereka banyak dicari untuk dijadikan sebagai ikan hias air tawar cantik, simbol keberuntungan. 

Di seluruh Asia, banyak spesies ikan semah ini dianggap sebagai ikan pembawa keberuntungan, kadang-kadang bahkan dijual dengan harga yang sangat tinggi.

Takhayul lokal mengklaim bahwa ikan empurau yang setia terkadang akan mati menggantikan pemiliknya, melindungi pemiliknya dari sakit dan penyakit.

Ikan (diucapkan "ee-kan") berarti "ikan" dalam bahasa Melayu, sehingga empurau secara lokal disebut sebagai ikan empurau.

Berapa harga ikan Empurau?

Di pasar lokal Sarawak, Malaysia Timur, satu kilogram (2,2 pon) empurau yang disiapkan di restoran dapat berharga antara US $ 300 - 500. Harganya bisa bervariasi tergantung pada usia dan berat ikan. 

Ketika permintaan ikan tinggi (terutama dari Cina atau Singapura) harga ikan empurau atau ikan semah bisa lebih dari US $ 500 per kilogram. Seekor ikan Empurau segar seberat satu kilogram di pasar Ipoh, Malaysia, dijual seharga US $400.

Para pelanggan yang makan di restoran ikan di Malaysia mengklaim bahwa mereka membayar US $ 560 untuk satu kilogram ikan sebelumnya di Kuala Lumpur!

Ikan Empurau atau ikan semah di bagian sungai tertentu tempat raja sungai ini ditangkap membuat bisa membuat perbedaan harganya. Jenis ikan Empurau yang lebih pendek dengan daging putih biasanya dihargai lebih dari empurau yang berwarna merah atau tembaga. 

Dagingnya terasa lebih liat dari ikan lebih dari tiga kilogram lebih disukai konsumen. Salah satu ikan yang ditangkap di dekat sungai-sungai di Kapit dikabarkan harganya lebih mahal.

Pada bulan Maret 2016 silam, koran Borneo Post melaporkan bahwa empurau raksasa seberat 35 kilogram (17,4 pon) dijual oleh penjual ikan seharga US$1.940 dalam ringgit Malaysia!

Mengapa Ikan Empurau Begitu Mahal?

Saat ini ikan Empurau liar masih dapat ditemukan di sungai-sungai di Sarawak, Kalimantan, dan Sumatera. Terutama di bentangan sungai yang sepanjang tepinya terdapat pohon buah-buahan lokal.

Perkembang biakan ikan Empurau tumbuh perlahan. Umumnya, ikan perlu bertahan hidup di alam liar setidaknya selama tiga tahun sebelum dianggap berharga.

Ketika empurau menjadi lebih sukses dalam bertani, harganya turun sedikit. Tapi empuraru hasil tangkapan liar mungkin akan selalu disukai oleh pasar ikan kelas atas.

Epurau Terancam Punah?

Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam tidak memiliki banyak data mengenai populasi ikan empurau Borneo. Tetapi mengingat harga dan reputasinya saat ini, ikan yang perkembangannya sangat lambat ini, umumnya dianggap dalam kondisi terancam punah.

Seperti spesies lain di Kalimantan, ikan empurau juga menghadapi ancaman kehilangan habitat yang parah. Deforestasi akibat pembabatan hutan yang berlebihan, terutama ekspansi perkebunan sawit  dan tambang bersekala besar di Kalimantan dan pembangunan jalan-jalan, adalah masalah tersebar di pulau Borneo. Baik di Kalimantan bagian Indonesia, maupun Sarawak dan Sabah di Malaysia. 

Untuk itu diperlukan upaya serius dari para peneliti dan pemerintah kedua negara tersebut untuk mempertahankan habitat ikan Empurau maupun melestarikannya agar tetap ada di alam liar. 


Next Post Previous Post
1 Comments
  • Asia Globe
    Asia Globe October 1, 2022 at 12:32 PM

    hhmmm, sory brur...., if U think the most expensive in the world maybe not, but if the most expensive in Borneo it could be...

Add Comment
comment url